Thursday 9 July 2009

BAB III KONSEP TENTANG HIDUP (BIOLOGI UMUM)

BAB III
KONSEP TENTANG HIDUP
Sampai saat sekarang, konsep tentang hidup masih sulit didefinisikan secara tepat. Manusia baru mampu mengemukakan ciri-ciri atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Oleh karena itu pertanyaan mengenai “apakah sesungguhnya hidup itu” dan “darimanakah asal mula terjadinya kehidupan” masih belum dapat menjawab secara tuntas dan menyeluruh.
A.Abiogenesis dan Biogenesis
Manusia telah lama mempelajari bagaimana, bila dan dimana kehidupan ini dimulai. Selama ini manusia hanyalah memiliki pengetahuan tentang kehidupan yang ada dibumi. Namun para ahli memperkirakan bahwa di alam raya ini terdapat planet-planet lain yang memiliki kondisi untuk memungkinkan terjadinya kehidupan. Hanya kehidupan disana mungkin tidak sama dengan bentuk kehidupan yang ada di bumi.
Seandainya memang ada, apakah proses tyerjadinya kehidupan itu sama dengan bumi?. Manusia dengan segala pikiran yang dimilikinya berusaha mencari bukti-bukti yang sekiranya dapat memberikan petunjuk ke arah proses terjadinya kehidupan di bumi ini. Telah banyak hipotesis dikemukakan untuk menjawab tentang asal mula terdapatnya kehidupan di bumi ini. Beberapa di antaranya adalah abiogenesis dan biogenesis.
1.Abiogenesis
Bila kita lihat sekililing tempat tinggal kita, maka dengan sekali pandang saja kita akan dapat membedakan mana yang termasuk makhluk hidup dan mana yang termasuk makhluk tak hidup atau benda tak hidup.
Jika kita mengamati lebih jauh maka sesungguhnya materi atau substansi yang meyusun makhluk hidup berbeda dengan materi yang menyusun makhluk tak hidup. Memang benar bahwa materi-materi yang menyusun makhluk hidup secara langsung atau tidak langsung datang dari air, tanah dan udara yang kesemuanya itu merupakan makhluk atau benda tak hidup. Juga benar bahwa jika makhluk hidup yang telah mati, zat-zat yang menyusun akan kembali ke tanah menjadi benda-benda tak hidup kembali. Dengan demikian hubungan antara materi penyusun makhluk hidup dengan materi penyusun benda tak hidup sangat erat sekali.
Untuk membedakan antara satu dengan yang lainnya, kita hendaknya memikirkan asal dari keduanya, komposisi kimianya, struktur dan fungsinya. Marilah kita tinjau makhluk hidup dan tak hidup lebih dekat lagi.
Sejak zaman dahulu sampai beberapa abad yang lalu orang-orang mempercayai bahwa makhluk tak hidup atau makhluk yang telah mati dapat berubah secara langsung menjadi makhluk hidup. Hal inilah yang dikenal sebagai abiogenesis atau generatio spontanea.
a.Timbulanya pandanga abiogenesis
Hal-hal yang dapat menyebabkan timbulnya pandangan abiogenesis diantaranya adalah :
(i).Terdapatnya lebah (sesungguhnya lalat yang mirip lebah) pada setiap bangkai binatang seperti kuda, babi, anjing dan sebagainya. Mereka tidak mengetahui bahwa sesungguhnya lalat-lalat tersebut berasal dari tempayak (larva) yang menetes dari telur yang diletakkan pada bangkai tadi oleh induk lalat. Oleh karenanya mereka berpendapat bahwa lalat berasal dari daging yang membusuk.
(ii).Terdapatnya ikan dan katak pada perairan-perairan yang terbuka. Orang-orang dulu tidak mengetahui mengapa pada perairan yang terbuka bisa terdapat ikan dan katak. Mereka mengemukakan pendapatnya binatang-binatang tersebut dihasilkan di dalam awan selama angin ribut yang disertai guntur lalu jatuh ke bumi bersama-sama hujan.
(iii).Setelah ditemukannya mikroskop, ternyata pada perairan yang diamati tampak terdapat mikroorganisme yang banyak sekali. Kebetulan air yang diamatinya itu adalah air rendaman jerami. Maka timbulah dugaan bahwa mikroorganisme berasal dari rendaman jerami.
Pandangan abiogenesis ini diterima orang-rang tanpa ada pertanyaan-pertanyaan sampai abad ke-17.
b.Pendukung-pendukung abiogenesis
(i).Aristoteles adalah seorang ahli filsafat Yunani, ia mengemukakan bahwa kehidupan berasal dari materi tidak hidup. Materi tersebut mempunyai “kekuatan” yang dapat berubah menjadi organisme.
(ii).Jen Batiste Van Helmont, seorang tabib berkebangsaan Belgia ini mengemukakan suatu resep cara membuat tikus. Ia berpendapat bahwa tikus berasal dari gandum dan keringat manusia. Menuruntnya pakaian kotor yang berkeringat, bila ditempatkan dalam kotak terbuka dengan diberi gandum, maka dalam 21 hari akan menghasilkan tikus.
(iii).John Needham, seorang saintis berkebangsaan Inggris, berpendapat bahwa mikroorganisme berasal dari benda mati yaitu air kaldu. Ia melakukan percobaan dengan memanaskan air kaldu biri-biri di dalam botol yang tidak begitu rapat untuk beberapa menit. Setelah beberapa hari ia memeriksa air kaldu tersebut didapatkan banyak sekali mikroorganisme. Dengan demikian ia menarik kesimpulan bahwa mikroorganisme (makhluk hidup) berasal dari air kaldu (benda tak hidup).
2.Biogenesis
Pada abad ke-17 Francesco Redi seorang berkebangsaan Itali menyatakan bahwa pandangan abiogenesis tidak ditunjang oleh suatu eksperimen yang dapat dipertanggung jawabkan. Pada tahun 1668 Redi melakukan eksperimen untuk membuktikan hipotesisnya. Dalam melakukan eksperimennya ini Redi menggunakan suatu langkah-langkah yang dapat diuji oleh standar sains modern sekarang ini.
Redi menempatkan daging ular, ikan dan belut pada botol-botol yang bersih. Selanjutnya ia mempersiapkan set duplikat yang sama banyak. Satu set dari botol-botol tersebut dibiarkan terbuka dan satu set lainnya ditutup rapat. Lalat segera tertarik pada botol yang terbuka dan mereka mepeltakkan telur-telurnya. Dalam waktu beberapa hari saja tampak tempayak dalam botol yang terbuka. Beberapa minggu keudian Redi membuka botol yang ditutup rapat rapat dan ternyata daging-daging telah membusuk akan tetapi disana tidak terdapat tempayak.
Dengan ekesperimen ini Redi berkesimpulan bahwa lalat berasal dari lalat dan bukan oleh generatio spontanea dari daging yang membusuk.
Pernyataan Redi ini ternyata dibantah oleh pendukung abiogenesis yang menyatakan bahwa udara memgang peranan penting sebagai “dasar pengaktifan” atau “gaya hidup” untuk terjadinya generati spontanea. Jadi tidak adanya lalat pada botol yang tertutup disebabkan udara dari luar tidak dapat masuk. Dengan demikian percobaan Redi yang pertama meliputi 2 variabel yaitu lalat dan udara.
Selanjutnya Redi membuat percobaan kedua menggunakan set botol yang sama akan tetapi satu set botol tersebut ditutupnya dengan menggunakan kain sehingga udara dapat masuk secara bebas. Tertnmyata pada botol-botol yang ditutup dengan menggunakan kain juga tidak terdapat tempayak.
Lazarro Spallanzani seorang saintis berkebangsaan Itali menentang eksperimen dan kesimpulan yang dikemukakan oleh Needham. Spallanzani menyatakan bahwa Needham tidak memanaskan air kaldu cukup lama untuk mematikan organisme di dalam air kaldu tersebut. Dia berpendapat bahwa mokroorganisme yang berlimpah pada air kaldu setelah beberapa hari tumbuh dari organisme yang masih hidup dalam air kaldu karena pemanasannya kurang lama, jadi bukan terjadi karena generatio spontanea.
Pada abad ke-19 Louis Pasteur seorang ahli kimia Perancis dengan keyakinannya menolak pandangan generatio spontanea. Pasteur yakin bahwa mikroorgansime datang dario udara.
Dalam menguji hipotesisnya Pasteur melakukan beberapa eksperimen yang sangat baik dengan generatio spontanea. Untuk percobaan ini Pasteur menggunakan larutan ragi, larutan gula dan juice yang dimasukkan ke dalam botol berleher panjang> Botol tersebut ditutup secara rapat lalu dididihkan.
Pasteur selanjutnya mengambil botol-botol steril dan diisi oleh cairan-cairan yang dididihkan tadi. Botol-botol tersebut dibuka di beberapa tempat diduga mengandung kadar debu yang berbeda-beda sampai di pegunungan. Dari hasil percobaan menggunakan debu ini ternyata diperoleh hasil pertumbuhan mikroorganisme yang berbeda-beda jumlahnya. Botol yang dibuka di daerah pegunungan menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme yang paling sedikit. Percobaan ini menunjukkaan bahwa miroorganisme terdapat di udara bersama-sama partikel debu.
Eksperimen selanjutnya Pasteur menggunakan botol-botol yang berbentuk leher angsa. Ia memanaskan larutan ragi dan gula ke dalam botol yang berleher panjang, kemudian memanaskan bagian leher botol itu dan membengkokannya menjadi bentuk S yang menyerupai leher angsa. Setelah itu ia memanaskan botol-botol itu untuk beberapa waktu.
Ketika larutan dididihkan, udara dalam botol akan tertekan keluar dan akan masuk kembali waktu larutan mendingin. Selama percobaan udara bergerak secara bebas melalui leher yang terbuka, tetapi air debu akan tertahan pada bagian lekukan (tangga) leher botol.
Setelah beberapa hari Pasteur memeriksa larutan yang terdapat di dalam botol tersebut di bawah mikroskop, ternyata di sana tidak tampak adanya mikroorganisme. Tetapi jika botol itu dimiringkan dan larutan dibiarkan mengalir ke dalam leher botol yang melengkung tempat air atau debu tempurung, maka dalam beberapa hari saja pada larutan itu akan banyak ditemukan mikroorganisme.
Dengan demikian eksperimen Pasteur ini menolak semua argumentasi lawan-lawannya dan berkesimpulan bahwa:
a.Pemanasan tidak merusak bahan atau larutan yang terdapat dalam botol.
b.Larutan dalam botol cocok untuk pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lainnya.
c.Mikroorganisme tidak tumbuh secara spontan dari larutan atau bahan mati, tetapi telah ada sebelumnya di udara bebas bersama-sama dengan debu atau air.
Hasil eksperimen Pasteur ini akhirnya mengganti konsep abiogenesis atau generaio spontanea dengan biogenesis yang berarti bahwa kehidupan itu berasal dari kehidupan sebelumnya. Selanjutnya terkenal dengan semboyan omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, yang artinya semua makhluk hidup berasal dari telur dan semua telur berasal dari makhluk hidup.

B. Asal Mula Kehidupan Secara Spontan Pada Tingkat Molekuler

Ahli biokimia berkebangsaan Rusia (1894) A. I Oparin adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia telah terjadi jauh sebelum kehidupan ini ada. Dalam bukunya “asal mula terjadinya kehidupan di bumi”, dia mengemukakan bahwa asal mula kehidupan terjadi selama evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfirnya.

Atmosfir bumi mula-mula memiliki air, metan dan amonia. Zat-zat tersebut mengalami serangkaian perubahan menjadi suatu koloid yang disebut koaservat yang berisi campuran makro molekul yang sangat penting bagi kehidupan, misalnya protein, lemak, asam nukleat dan sebagainya. Koaservat ini belum merupakan makhluk hidup, tetapi betingkah laku mirip seperti sistem biologi, melalui seleksi alam akhirnya mampu melakukan reproduksi dengan fragmentasi. Percobaan-percobaan yang bertujuan untuk membuktikan hipotesis Oparin ini telah dilakukan oleh A. L Hererra (1942). Dalam percobaan-percobaannya ini dihasilkan dua macam asam amino dan suatu zat pimen. Akan tetapi dia gagal mengkorelasikan pendapatnya dengan masalah asal mula terjadinya kehidupan.

Selanjutnya Miller dan gurunya Harold Urey, pada tahun 1953 merancang suatu alat untuk membuktikan asal mula terjadinya kehidupan di bumi. Alat ini disimpan pada suatu kondisi permukaan yang diperkirakan sama dengan kondisi pada waktu sebelum adanya kehidupan. Ke dalam alat ini dimasukkan bermacam-macam gas seperti H20 (air), H2 (hydrogen), CH4 (metan) dan NH3 (ammonia). Gas-gas ini diduga sama dengan gas gas-gas yang terdapat pada waktu itu. Selanjutnya pada alat tersebut diberikan aliran listrik 75.000 volt (sebagai pengganti kilatan halilintar yang selalu terjadi di alam pada waktu tersebut). Dari hasil percobaannya ini Miller mendapatkan zat organik berupa asam amino yang merupakan dasar kehidupan bagi suatu organisme. Selain asam amino diperoleh juga asam hidroksi, HCN dan urea.

Apakah hasil percobaan Miller dan yang lainnya telah dapat menjawab pertanyaan “apakah sesungguhnya hidup itu”?. Sudah tentu belum, percobaan-percobaan tersebut tidak pernah menghasilkan makhluk hidup.

Demikian pula mengenai apa sesungguhnya hidup ini. Sampai saat ini orang baru mampu menjawab pertanyaan; ciri-ciri atau kegiatan-kegiatan apakah yang dilakukan oleh makhluk. Jawaban itu pun sesungguhnya masih jauh dari sempurna. Adapun beberapa ciri makhluk hidup di antaranya:

a. Makhluk hidup mempunyai susunan kimia yang kompleks

b. Makhluk hidup memerlukan energi

c. Makhluk hidup mempunyai sel atau susunan sel

d. Makhluk hidup mampu melakukan pertumbuhan dan perkembangan

e. Makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk melakukan reproduksi

f. Makhluk hidup mempunyai rentangan hidup tertentu

g. Makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk mengadakan respon

h. Makhluk hidup melakukan respirasi

i. Makhluk hidup melakukan ekskresi

j. Makhluk hidup melakukan regulasi



0 comments: