Saturday 17 October 2009

Sistem Pernafasan Dan Kesehatan

SISTEM PERNAPASAN DAN KESEHATAN

Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan system pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatam
A. Pernapasan Pada Manusia
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bernapas. Bernapas merupakan peristiwa menghirup oksigen dan melepaskan CO2 ¬dan uap air (H2O). Oksigen diperlukan tubuh untuk proses pembakaran atau oksidasi biologi. Dari proses bernapas dihasilkan energi yang nanti digunakan untuk kegiatan hidupnya. Secara sederhana proses respirasi dapat dilihat reaksi seperti berikut:
gula + O2 energi + CO2 + H2O
(oksigen) (karbondioksida) (air)
Semua makhluk hidup akan melakukan pernapasan terus menerus dan tidak boleh berhenti selama hidupnya.

1. Alat-alat pernapasan pada manusia
Setiap hari dan setiap saat manusia bernapas. Peristiwa tersebut terjadi tanpa kita sadari, baik dalam keadaan bangun maupun tidur. Kita baru sadar jika pernapasan kita terganggu misalnya pada saat flu atau merasakan sesak napas, sehingga kita sulit untuk bernapas. Jika kita sulit bernapas kepala akan pusing, dan kadang-kadang kita bantu dengan mulut untuk mengambil udara.
Adapun organ-organ yang berhubungan dengan pernapasan antara lain: rongga hidung (cavum nasi), pangkal tenggorok (laring), batang tenggorok (trakea), cabang batang tenggorok
(bronkus), cabang bronkus (bronkulus), dan gelembung paru-paru (alveolus).

2. Mekanisme pernapasan
Jika kita menarik napas dan menyimpan di dalam dada, dada akan mengembang. Demikian pula jika kita menarik napas dan menyimpan di dalam perut, perut pun akan mengembang dan mengempis lagi setelah napas dihembuskan. Apabila kita bernapas dan rongga dada membesar berarti kita melakukan pernapasan dada. Demikian pula jika kita bernapas dan perut yang membesar, berarti kita melakukan pernapasan perut. Bagaimana proses pernapasan dada dan perut tersebut.

B. Kelainan dan Gangguan Sistem Pernapasan
1. Gangguan Sistem Pernapasan
Gangguan pada pernapasan dapat disebabkan oleh adanya gangguan atau kelainan pada organ penyusun sistem pernapasan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan merokok, penggunaan obat terlarang, oleh virus atau pun bakteri.
Kebiasaan merokok sangat bepotensi besar dalam merusak paru-paru. Dalam rokok terkandung nikotin yang bersifat racun dan dapat menimbulkan kanker atau karsinogenik. Rokok juga dapat menyebabkan kita terserang bronkitis. Obat terlarang seperti sabu-sabu, kokain, heroin dan lain-lain sangat berpotensi dalam merusak seluruh organ dalam tubuh kita, selain ginjal, otak, dan hati. Organ yang paling cepat terpengaruh oleh penggunaan obat terlarang ini adalah paru-paru, terutama jika penggunaan obat dilakukan dengan cara menghisap melalui sistem pernapasan. Fungsi paruparu akan terganggu yang menyebabkan paru-parunya mulai menyusut dan mengecil. Akibat penggunaan obat terlarang kanker pada paru-paru seperti terpicu dengan cepat untuk membesar dan menjadi ganas. Virus yang dapat menimbulkan penyakit paru-paru kita kenal sebagai virus H5N1. Virus ini menunjukkan gejala sesak napas dan demam yang tinggi. Virus ini ditularkan burung, ayam, bebek dan unggas lainnya, sehingga dikenal sebagi virus flu burung.
Alat pernapasan dapat mengalami gangguan baik dari penyakit maupun gangguan lain, dan jika ini berlarut-larut akan menyebabkan kematian, misalnya:
1. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini adalah salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru (disebut sebagai TB Paru), walaupun pada sepertiga kasus, organ-organ lain ikut terlibat. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. M.tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun, sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag.
2. Asma, adalah suatu gangguan dari saluran pernapasan akibat alergi terhadap debu, bulu, rambut, dan tekanan psikologis, sehingga saluran pernapasan menjadi sempit dan susah bernapas, asma juga dapat di sebabkan oleh makanan dan infeksi saluran pernafasan. Jalan napas yang menjadi sesak membuat bunyi “mengi” (wheezing). Hal ini karena penderita berusaha bernapas sedalam-dalamnya, sehingga menggetarkan lendir pada bronkus yang menyempit. Jika tidak segera ditolong akan menyebabkan kematian. Asma merupakan penyakit menurun. Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan. Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik. Bronkodilator yang yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik. Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan. Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat. Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).
3. Selesma, disebabkan oleh virus yang menginfeksi saluran pernapasan. Masa inkubasi antara 1 – 3 hari yang ditandai dengan gejala berupa lesu, sakit di tenggorokan, dan suhu tubuh tidak normal. Pada awalnya lendir pilek yang dihasilkan cair, kemudian menjadi kental kehijauan. Penularan lewat udara dan kontak langsung dengan hidung.
Pengobatannya
4. Influenza atau flu, disebabkan oleh virus. Masa inkubasinya 2 hari dengan gejala demam, pegal linu, lesu, dan batuk pilek. Bila tidak ada komplikasi biasanya sembuh dalam 3 – 5 hari.
Pengobatannya
5. Adenoid (wajah menunjukkan kesan bodoh), kelainan ini merupakan penyempitan saluran pernapasan karena tersumbat oleh kelenjar limfa atau polio yang membengkak. Pembengkakan di tekak atau amandel. Adenoid merupakan massa yang terdiri dari jaringan limfoid pada dinding posterior nasofaring di atas batas palatum molle dan termasuk dalam cincin waldeyer. Secara fisiologik pada anak-anak, adenoid dan tonsil mengalami hipertrofi. Adenoid ini membesar pada anak usia 3 tahun dan kemudian mengecil dan menghilang sama sekali pada usia 14 tahun.(1,2,3) Apabila sering terjadi infeksi pada saluran napas bagian atas, maka dapat terjadi hipertrofi adenoid yang akan mengabatkan sumbatan pada koana, sumbatan tuba eustachius serta gejala umum. Akibat sumbatan koana maka pasien akan bernapas lewat mulut sehingga terjadi :
a. Jika berlangsung lama menyebabkan palatum durum lengkungnya menjadi tinggi dan sempit, area dentalis superior lebih sempit dan memanjang daripada arcus dentalis inferior hingga terjadi malocclusio dan overbite (gigi incisivus atas lebih menonjol ke depan).
b. Muka penderita kelihatannya seperti anak yang bodoh, dan dikenal sebagai facies adenoidea.
c. Mouth breathing juga menyebabkan udara pernafasan tidak disaring dan kelembabannya kurang, sehinnga mudah terjadi infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
d. Pada sumbatan, tuba eustachius akan terjadi otitis media serosa baik rekuren maupun otitis medis akut residif, otitis media kronik dan terjadi ketulian. Obstruksi ini juga menyebabkan perbedaan dalam kualitas suara.(1)Gejala umum yang ditemukan pada hipertrofi adenoid yaitu gangguan tidur, tidur ngorok/mendengkur, retardasi mental dan pertumbuhan fisis kurang dan dapat menyebabkan sumbatan pada jalan napas bagian atas yang dapat mencetuskan kor pulmonale dimana sukar disembuhkan dengan penggunaan diuretik tetapi memberikan respon yang cepat terhadap adenoidektomi.(1,2,3)
Pengobatannya
6. Bronkitis, adalah peradangan pada cabang tenggorok karena infeksi mikroorganisme setelah salesma atau influenza. Radang pada bronkus ini akan membuat tubuh kita menghasilkan lendir yang berlebihan sehingga menimbulkan dahak sebagai reaksi perlawanan terhadap penyakit yang masuk. Dahak merangsang terjadinya batuk untuk mengeluarkannya. Lendir pada saluran bronkus akan menganggu jalannya pernapasan karena menimbulkan penyempitan pada jalan udara yang masuk atau pun keluar dalam bronkus. Asap rokok dan debu dapat merusak bronkus dan memudahkan terjadinya bronkitis. Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia) Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
a. Sinusitis kronis
b. Bronkiektasis
c. Alergi
d. Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
a. Berbagai jenis debu
b. Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin
c. Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
d. Tembakau dan rokok lainnya.
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan. Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-paru. Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin. Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae. Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik. Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat, maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.
7. Pleuritis, adalah infeksi pada selaput paru-paru.
Pengobatannya
8. Kanker paru-paru, merupakan penyakit paru-paru yang menjalar ke seluruh tubuh sehingga pertukaran gas pada gelembung paru-paru terganggu. Paru-paru tidak berfungsi lagi sehingga menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh polusi udara (menghirup debu, atau zat kimia lain). Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru. Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Beberapa prosedur yang dapat memudahkan diagnosa kanker paru antara lain adalah foto X-Ray, CT Scan Toraks, Biopsi Jarum Halus, Bronkoskopi, dan USG Abdomen. Pengobatan kanker paru dapat dilakukan dengan cara-cara seperti ; Pembedahan dengan membuang satu bagain dari paru - kadang melebihi dari tempat ditemukannya tumor dan membuang semua kelenjar getah bening yang terkena kanker, radioterapi atau radiasi dengan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker, kemoterapi, dan meminum obat oral dengan efek samping tertentu yang bertujuan untuk memperpanjang harapan hidup penderita.
9. Pneumonia, adalah penyakit yang menyerang alveolus. Radang paru-paru pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.
10. Asidosis, adalah gangguan pernapasan di mana ada kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah. Asidosis tubulus renalis (ATR) atau Renal tubular acidosis (RTA) adalah suatu penyakit ginjal (rhenal) khususnya pada bagian tubulus renalis-nya. Menurut sejumlah literatur ilmiah bidang kesehatan, penyakit ATR ini memang tergolong penyakit langka, dengan manifestasi klinis yang tidak spesifik sehingga diagnosis sering terlambat. Dalam keadaan normal, ginjal menyerap asam sisa metabolisme dari darah dan membuangnya ke dalam urin. Pada penderita penyakit ini, bagian dari ginjal yang bernama tubulus renalis tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga hanya sedikit asam yang dibuang ke dalam urin. Akibatnya terjadi penimbunan asam dalam darah, yang mengakibatkan terjadinya asidosis, yakni tingkat keasamannya menjadi di atas ambang normal. Menurut sejumlah literatur ilmiah bidang kesehatan, penyakit ATR ini memang tergolong penyakit yang jarang terjadi, dengan manifestasi klinis yang tidak spesifik sehingga diagnosis sering terlambat.
11. Difteri terjadi karena infeksi dari kuman difteri sehingga rongga faring maupun laring tersumbat lendir. Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae (C. diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian atas mukosa saluran pernapasan dan kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan ialah sakit tekak dan demam secara tiba-tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernapasan. Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri dan amat sensitif pada faktor-faktor alam sekitar seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri disebarkan dari kulit, saluran pernapasan dan sentuhan dengan penderita difteri itu sendiri. Tingkat kematian akibat difteri paling tinggi di kalangan bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi dalam masa tiga hingga empat hari. Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran toksin. Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.
12. Sinusitis, merupakan radang pada sinus sehingga terkumpul nanah. Hal ini harus dibuang melalui operasi. Sinus terletak pada pipi di kanan kiri batang hidung. Sinusitis berasal dari akar bahasa Latinnya, akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Di sekitar rongga hidung terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris ( terletak di pipi) , sinus etmoidalis ( kedua mata) , sinus frontalis (terletak di dahi) dan sinus sfenoidalis ( terletak di belakang dahi).
Secara klinis sinusitis dibagia atas :
1. Sinusitis akut
2. Sinusitis subakut
3. Sinusitis Kronis
Sedangkan berdasarkan penyebabnya sinusitis :
• Rhinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung), Segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis
• Dentogenik/Odontogenik (penyebabnya kelainan gigi), yang sering menyebabkan sinusitis infeksi pada gigi geraham atas (pre molar dan molar)
13. Rinitis, adalah radang rongga hidung karena virus atau cuaca.
Pengobatannya
14. Faringitis, adalah radang tenggorokan karena infeksi dari bakteri Streptococcus.
Pengobatannya
15. Laringitis, adalah radang pada laring sehingga tidak dapat bicara (suara hilang), mungkin karena banyak merokok, minum alkohol, berteriak-teriak, atau banyak bicara.
Untuk mengatasi gangguan pada sistem pernapasan dapat pula dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1. Olahraga yang teratur untuk memperlancar peredaran darah. Dengan demikian kotoran baik yang ada pada sistem pernapasan maupun yang ada dalam tubuh dapat keluar dengan lancar.
2. Hindari polusi udara dengan memakai masker terutama di perjalanan sehingga debu dan sebagainya tidak ikut masuk ke paru-paru.
3. Jika lingkungan tempat tinggal kita, di lingkungan sekolah, atau lingkungan tempat kerja banyak kemungkinan ada polusi udara, maka pada hari-hari tertentu sebaiknya ke tempat yang sepi dari keramaian (ke pegunungan/tempat rekreasi) yang udaranya masih segar misalnya kita pergi ke pegunungan.
4. Anak-anak balita diberi vaksin BCG agar tidak terserang penyakit TBC.
5. Membersihkan rumah dari debu-debu yang menempel di ruangan kamar dan seluruh isi rumah agar tidak tersedot masuk ke dalam paru-paru.
6. Diadakan penghijauan di rumah masing-masing untuk mengantisipasi debu dan kebutuhan mengenai gas oksigen.
7. Jangan minum-minuman keras yang beralkohol. Alkohol menyebabkan kekeringan sistem pernapasan sehingga mudah ditempeli bakteri.
8. Banyak minum vitamin, terutama vitamin C, untuk mencegah infeksi dari penyakit (meningkatkan kekebalan tubuh)
9. Jangan merokok, karena dapat menyebabkan kanker paru-paru.
10. Jauhi penderita penyakit pernapasan agar tidak tertular.

2. Pengaruh Rokok dan Asap Pembakaran Tak Sempurna
Kanker paru-paru dapat menyebabkan kematian pada penderitanya. Menghirup tar yang terdapat pada asap rokok adalah faktor terbesar penyumbang penyebab penyakit kanker paru-paru. Merokok juga diyakini sebagai salah satu faktor berkembangnya kanker mulut, kerongkongan, laring dan pankreas. Kita dapat menjaga kesehatan saluran pernapasanmu dengan menghindari merokok. Bahan berbahaya yang lain adalah senyawa karbon monoksida (CO). Gas ini dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna. Beberapa sumber gas CO adalah asap kendaraan bermotor, asap pembakaran sampah dan asap hasil pembakaran rokok. Gas CO amat berbahaya bagi kesehatan karena sifat kimia CO yang lebih mudah berikatan dengan hemoglobin daripada dengan oksigen. Sehingga, bila di udara kandungan CO tinggi maka hemoglobin akan berikatan dulu dengan CO, akibatnya sel-sel tubuh akan kekurangan oksigen. Keracunan gas CO dalam waktu yang relatif lama dapat menyebabkan kematian.










Kesimpulan

Gangguan pada pernapasan dapat disebabkan oleh adanya gangguan atau kelainan pada organ penyusun sistem pernapasan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan merokok, penggunaan obat terlarang, oleh virus atau pun bakteri.


0 comments: